Makalah Sumber Daya Berkelanjutan
“KOSMOLOGI, ILMU ALAM SEMESTA”
Disusun Oleh Kelas 6i :
Kelompok 1
1.
Kurnia Oktaviani
2.
Nova Arianti
Prastiwi
3.
Harnopa Saputra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA JAKARTA
2013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN .
Latar Belakang
Kosmologi atau ilmu alam semesta
adalah ilmu pengetahuan tentang kosmos (cosmos) atau universe. Istilah universe
ditujukan kepada segenap pengada atau segenap yang ada, yang tercipta mulai
dari atom, molekul, batu, metal, gas, tumbuhan, binatang, sistem solar
(Matahari) dan segala yang ada lainnya. Dalam arti luas kosmologi adalah ilmu
tentang keseluruhan totalitas segenap yang ada atau diperkirakan adanya yang
disebut entitas (L) ; entity (I) pengada dengan segala proses dariseluruh
perwujudan yang ada di Alam. Entitas ini mulai dengan partikel nirhidup, dunia mikro,
tahap peralihan ke dumia makro, di mana ada kehidupan sampai dunia supermakro
atau dunia kosmik. Menurut astronomi, universe adalah ruang dan segala yang ada
di maya pada, di alam semesta yang juga disebut kosmos. Kosmologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara
khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek.
Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama. Pada bagian awal
sejarahnya alam semesta di pelajari oleh ilmu astronomi, astronomi memerlukan
hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langityang bisa dilihat dengan
mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan
dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno
membuatkan sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka definisi dari
sistem magnitudo. Alkitab berisi sejumlah pernyataan atas posisi tanah di alam
semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di antaranya puitis daripada
harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M, Aryabhata memberikan
sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas porosnya dan
mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari.
Dalam mempelajari ilmu
lingkungan, yakni ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang kita pelajari
dalam kehidupan, istilah lingkungan secara khusus mendalami seluk-beluk
lingkungan hidup di mana manusia berada. Ilmu lingkungan juga disebut
envirologi (Soerjani 1994) atau environmental science yang dalam Chiras (1991)
lebih dikhususkan lagi dengan subjudul: Action for sustainable future. Gagasan
yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan
ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak
berawal dan tidak berakhir. Alam Semesta terdiri dari ratusan milyar galaksi.
Di dalam satu galaksi yang tampak pada gambar terdapat kurang lebih 200 milyar
bintang. Kajian Teori Teori Terbentuknya Alam Semesta Teori tentang
terbentuknya alam semesta telah menjadi perhatian para astonom sejak lama. Hal
ini diungkapkan melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang, galaksi,
nebula, komet, planet dan sebagainya. Sampai saat ini ada dua teori yang
mencoba menerangkan bagaimana alam semesta terbentuk (kosmogenesis).
Teori Steady State Teori steady
state atau teori pemantapan kelangsungan yang menyatakan bahwa unsur atom baru
masih akan terbentuk secara terus-menerus di alam semesta. Unsur ini sebagai
debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar sampai terbentuknya galaksi
baru. Jadi alam semesta terus-menerus akan mengalami pembentukannya sepanjang
masa, sehingga teori ini mempercayai bahwa alam semesta sekarang ini sama
halnya dengan jutaan tahun yang lewat, dan akan sama keadaannya jutaan tahun
yang akan datang. Oleh karena itu pengikut teori ini tidak mempercayai akan
berakhirnya alam semesta. Para astronom akan tetap mempelajari lebih lanjut dan
akan menghasilkan teori baru tentang terbentuknya alam semesta (kosmogenesis)
()Ronan dalam Anon 1973). Pada akhirnya teori ini mempercayai bahwa segala
sesuatu di alam semesta mengalami tatanan atau hukum alam yang pasti (immutable)
sehingga akan terjadi kelangsungan dinamika keadaan alam sesuai dengan kehendak
Tuhan yang menciptakannya. Manusia berkewajiban dengan rasio dan intuisi (kata
hati) untuk mengikuti dengan kearifan dan keiklhlasan akan adanya segenap
kenyataan yang dihadapi dengan pendekatan nisbi atau relatif (lihat Radha
1991).
Teori “Big-Bang” Menurut teori
big-bang, alam semesta terbentuk antara 10-20 miliar tahun yang lalu. Alam
semesta semula berwujud sebagai gumpalan sangat padat dan besar dari sekelompok
atom. Gumpalan ini meledak yang menghasilkan panas sampai 100 miliar Celsius,
dan dari ledakan inilah terbentuknya berbagai macam kosmos (cosmos), benda
alam. Teori ini menyatakan bahwa berbagai unsur kimia terjadi pada saat
ledakan, dan sesudahnya tidak terbentuk unsur baru lagi yang berasal dari debu
dan gas. Unsur ini kemudian mengalami kondensasi ke dalam bentuk berjuta-juta
bintang yang tersusun bersama dalam berbagai galaksi.menurut teori ini karena
berbagai bintang itu secara terus-menerus memancarkan sinar, panas dan berbagai
radiasi, diperkirakan bahwa benda angkasa tersebut akhirnya akan menjadi
dingin, mengalami keruntuhan dan berakhir. Pada saat itulah terjadi akhir dari
riwayat alam semesta.
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kosmologi Kosmologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar.
Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu
subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama. .
Unsur-unsur Kosmologi kelima unsur kosmologi itu masing-masing disebut sebagai
air, kayu, api, tanah, dan logam. Kelima energi tersebut saling menghasilkan
dan menghancurkan. Air menumbuhkan kayu; kayu dibakar menghasilkan api, api
menghasilkan abu (tanah), tanah menghasilkan logam yang ditambang dari
dalamnya, logam dipanaskan akan mencair (menghasilkan air), dan selanjutnya
siklus ini kembali ke awal lagi. Sementara itu logam menghancurkan kayu dengan
jalan memotongnya, kayu menyerap kesuburan tanah agar dapat tumbuh, tanah sendiri
menghancurkan air dengan jalan menyerapnya, air menghancurkan api dengan jalan
memadamkannya, api menghancurkan logam dengan jalan melelehkannya, selanjutnya
siklus ini kembali ke awal lagi.
Manfaat mengetahui kosmologi
Tujuan kosmologi adalah merumuskan tampilan dan sifat alam semesta teramati ke
dalam hipotesis, yang akan mendefinisikan struktur dan evolusinya. pengetahuan
tentang alam semesta bukanlah tujuan akhir dari pelaksanaan ajaran Sang Buddha.
Tujuan utama dari pembelajaran tentang alam semesta tersebut ialah agar manusia
menyadari tentang konsep Anicca dan Anatta.
Pengertian Ilmu Alam Semesta
Berbicara tentang alam semesta tentu saja lebih berkaitan dengan ruang tempat
semua isi semesta ini berada. Karena Alam semesta ternyata mampu menampung
banyak sekali milyaran galaksi, maka membicarakan alam semesta lazimnya dimulai
dengan galaksi-galaksi, kepulauan terdiri dari ratusan milyar bintang. Bicara
tentang alam semesta banyak berkaitan dengan penyebaran galaksi-galaksi dan
pergerakannya. Alam semesta yang di dalamnya terdapat bumi tempat manusia
tinggal dan hidup, terdiri dari material yang tak terhitung banyaknya yang
terdiri gugusan galaksi dan milyaran bintang-bintang. Bintang adalah benda yang
sangat jauh. Dengan munculnya spektroskop terbukti bahwa mereka mirip matahari
kita sendiri, tetapi dengan berbagai temperatur, massa dan ukuran. Keberadaan
galaksi kita, Bima Sakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah hanya terbukti
pada abad ke-20, serta keberadaan galaksi "eksternal", dan segera sesudahnya,
perluasan Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita. Struktur
dan luas alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi
dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad. Pada bagian
awal sejarahnya alam semesta di pelajari oleh ilmu astronomi, astronomi
memerlukan hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langityang bisa
dilihat dengan mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang
dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit.
Yunani kuno membuatkan sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka
definisi dari sistem magnitudo. Alkitab berisi sejumlah pernyataan atas posisi
tanah di alam semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di antaranya
puitis daripada harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M,
Aryabhata memberikan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas
porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari. Di
Yunani, ilmuwan Aristoteles melalui bukunya yang berjudul On the Heaven banyak
membicarakan struktur alam semesta terutama mengenai eksistensi bumi sebagai
pusat alam semesta. Pandangan ini memang sesuai dengan kebiasaan penglihatan
manusia sehari-hari. Pandangan yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta
sering disebut sebagai ‘Pandangan geosentris’ yang memiliki pengaruh luas di
Eropa pada abad pertengahan bahkan mendapat legalisasi dari gereja. Selama
Renaisans Nicola Copernicus (1473-1543) mengusulkan model heliosentris dari
Tata Surya, teori ini menyatakan bahwa bumi bukanlah pusat jagat raya, matahari
tidak bekerja mengeliling matahari, tetapi justru bumilah yang berevolusi
mengelilingi matahari . Para ilmuwan mengelompokkan keluarga benda-benda langit
yang mengelilingi matahari sebagai anggota Sistem Tata Surya.
Alam Mikro Menurut terbentuknya alam semesta, bermiliar
tahun yag lewat, alam semesta mulai mendingin, sehingga terbentuklah secara
mantap berbagai atom seperti yang dikenal pada saat ini. Atom merupakan unsur
data yang hakiki dari segenap pengada. Inti atom adalah nukleus yang terdiri
atas proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron yang beredar secara
tetap dan teratur disekelilingi nukleus. Unsur atom pertama yang ada adalah
hidrogen dan helium. Dalam evolusinya berbagai gerakan atom yang anorganik akan
menghasilkan molekul anorganik, untuk kemudian membentuk molekul yang lebih
besar (liposom atau lemak,protein dan karbohidrat) sampai terbentuknya protosel
dan sel organik pertama dalam alam kehidupan. Selanjutnya dalam evolusi
berikutnya terbentuk molekul dalam susunan protoplasma yang merupakan sel dalam
pembentukan jaringan dari sistem organ individu makhluk hidup. Alam Makro Alam
makro adalah pengenalan pengada yang kasat mata. Sebelum terbentuknya jenis
makhluk hidup yang berwujud individu, baik flora, fauna, mikroba dan manusia,
dengan kasatmata dapat dilihat adanya jaringan, seperti phloem dan xylem
sebagai jaringan dari flora, jaringan daging atau jaringan tulang sebagai
bagian dari hewan. Makhluk hidup yang kasatmata mulai dari individu (undivided)
artinya tidak dapat dibagi-bagi karena merupakan suatu jenis. Ekosfer Ekosfer
adalah bulatan planet (Bumi) yang ditempati atau dihuni oleh makhluk hidup
dalam rumah tangganya (oikos) . Kehidupan seperti yang kita kenal di bumi ini
(ekosfer) menurut teori adalah di wilayah 0,93 – 1,01 UA (unit astronomi atau
jarak antara Matahari dan Bumi). Menurut kasting dkk (1988; 49), ‘’teori baru’’
memperkirakan wilayah kehidupan berada pada jarak 0,95 – 1,5 UA. Menurut
hipotesis Gaia (Dewi Bumi) dari James Lovelock (dalam Odum 1983; 24 – 26)
antara bumi dan kehidupan di Bumi berlangsung proses saling
pengaruh-mempengaruhi antara hidup dan nirhidup sehingga bumi dapat mendukung
kehidupan karena pengaruh seluruh keihidupan itu sendiri. Andaikata kehidupan
itu tidak ada, bumi akan gersang, suhunya akan tinggi sekali
(=290
o C), kandungan CO 2 juga tinggi (98%)
sedang
kadar 0 2 sangat rendah, demikian
juga
netrogen (hanya 1,9%). Tabel perbandingan kondisi atmosfer dan suhu di Mars,
Venus dan Bumi (dengan dan tanpa kehidupan)
Kandungan
Atmosfer Mars Venus Bumi tanpa Kehidupan
Bumi
dengan kehidupan sekarang CO 2 N 2 O2 Suhu Permukaan °C
95
% 2,7 % 0,13 % -53
98
% 1,9 % Sedikit 477
98
% 1,9 % Sedikit 250 + 50
0,03
% 79 % 21 % 13
Sumber:
Odum 1983: 24 – 26 Dengan adanya kehidupan, CO 2 akan
terserap
dalam proses fotosintesis, sehingga kadarnya tinggal 0,03 % dan O2 terlepas
sehinggadi udara kadarnya naik menjadi 21%. Hipotesis Gaia ini juga menekankan
pentingnya peranan jasad renik (mikroba) yang tergolong dalam sapravor, yang
hidup di antara bahan organik dari mahkluk hidup yang mati (daun yang gugur)
dan berfungsi sebagai saprofog (pemakan) sisa makhluk hidup (bangkai, sisa
makanan) sehingga terjadi peruraian yang menghasilkan bahan anorganik kembali
walaupun biota pemakan sisa ini (cacing, jamur dan mikroba) sering kali secara
salah disebut “pengurai”. Jadi kehidupan mengalami daur (siklus/ cycle) kembali
pada tumbuhan autotrof yang memerlukan bahan anorganik dalam proses
metabolisme. Kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dapat dipertimbangkan
berdasarkan sifat keadaan (suhu, CO2, O2 dan N2) seperti terlihat pada tabel di
atas. Oleh karenanya kalau benar kemudian terdapat kehidupan di Planet Mars,
diperkirakan wujud dan sifat kehidupan mungkin sekali akan lain dengan
kehidupan Bumi. Ekosistem Dalam ekosfer pengada yang mendukung kehidupan adalah
satuan-satuan ekosistem, yakni segenap unsur dalam sistem yang mendukung rumah
tangga makhluk hidup. Jadi dalam ekosistem tercakup unsur makhluk hidup dan
keseluruhan penyangganya yakni ruang, benda, tanah, air, atmosfer atau segala
pengada baik biota maupun abiota berada dalam hubungan integratif yang
memungkinkan kelangsungan kehidupan secara keseluruhan. Pengertian tentang
kehidupan dalam ekosistem telah sangat menarik perhatian karena eratnya hubungan
antara makna hidup-mati yang merupakan ciri makhluk hidup dengan pengada
nirhidup yang memang tidak hidup, jadi yang nirhidup ini tidak mengalami
kematian. Antara keduanya terlihat adanya wilayah/ batas peralihan (border
line). Komunitas, Masyarakat makhluk hidup Dalam ekosistem, makhluk hidup baik
flora, fauna maupun mikroba dikelompokkan dalam komunitas sebagai masyarakat
makhluk hidup. Segenap makhluk hidup ini terkait satu dengan yang lain melalui
hibungan interaktif, baik secara langsung dalam jenis yang sama atau jenis
serta kondisi yang berbeda. Di samping itu juga terjadi interaksi melalui
pengada nirhidup seperti air, oksigen dan materi. Populasi dan Individu
Kelompok manusia yang sering disebut sebagai “masyarakat” manusia sebenarnya
adalah populasi manusia atau populasi dari salah satu jenis (spesies) makhluk
hidup. Individu merupakan ciri utama makhluk hidup yang tercipta masing-masing
individu secara berbeda-beda dengan cirinya sendiri secara khusus, sebenarnya
tidak ada individu dari suatu jenis (spesies) makhluk hidup yang sama. Semua
yang ada diciptakan dengan ciri, sifat dan keindahan. Alam Supermakro Alam
semesta atau universe mengacu pada segenap pengada (entity) benda angkasa atau
kosmos dan segenap proses yang menyertainya. Ilmu pengetahuan yang
mempelajarinya adalah kosmologi yang banyak menggunakan peralatan fisik mekanik
seperti teleskop, juga memanfaatkan teori dari fisika-matematik, dari mana
disusun “model” dari alam semesta. Disamping itu juga dirumuskan observasi
melalui radio teleskopi. Model ini digunakan untuk menelaah penyelidikan lebih
lanjut dan untuk mengartikan (menginterpretasikan) data astronomi yang sudah
diperoleh. Salah satu penemuan dalam model ini adalah adanya galaksi seperti
galaksi Bima Sakti (The Milky Way). Berbagai model yang dikenal itu mengacu
pada teori relativitas. Dalam perkembangan kosmologi mengalami perubahan,
pendapat para ahli yang berbeda, saling mendukung tetapi juga ada yang saling
bertentangan. Berbagai konsep digunakan untuk menerangkan pengertian tentang
alam semesta. Beberapa diantara nama terkenal adalah Newton dengan teori
gravitasi. Einstein dengan teori relativitas. Berpuluh nama ini dapat ditemui
dalam berbagai bibliografi dari Eddington, Tolman, Hubble, Leinaitre, Milno,
McCrea, McVittie, Munitz, Bondi, Hoyle, Whitrow, Gamow, Sciama (Munitz dalam
Anon 1971). Nebula Setelah benda-benda angkasa mengalami ledakan, berjuta tahun
kemudian suhu alam raya menurun sampai 3.000 °C. Materi dan energi yang ada
mengalami terbentuknya asap dan kabut yang disebut nebula. Jadi nebula adalah
seperangkat awan terdiri atas asap dan kabut. Nebula kemudian menggumpal
sebagai protogalaksi. Dari padanya terbentuklah macam-macam galaksi melalui
proses pengkerutan dan kondensasi. Jadi nebula yang ada merupakan nebula
galaksi. Ada nebula yang berada di sekitar Matahari yang mengalami perubahan
rotasi, sehingga keluar sebagai komet seperti benda angkasa yang bergerak
(sering kali disebut Bintang Berekor) karena terlihat lewatnya cahaya
seolah-olah ekornya (Munitz dalam Anon 1971). Galaksi Protogalaksi yang berasal
dari kondensasi nebula akan mengalami kontaksi dan perputaran yang makin cepat.
Beberapa miliar tahun kemudian mengalami fragmentasi menjadi apa yang disebut
protobintang (protostar). Dalam mengalami pengekerutan melalui proses gravitasi
dan dalam suhu yang tinggi terbentukklah inti fusi nuklir yang menyebabkan
energi berubah bentuk sebagai panas dan sinar. Dalam hipotesis nebula, akhirnya
terbentuklah jutaan biintang-bintan dalam berbagai bentuk yang reguler maupun
yang tidak teratur (irregular). Galaksi yang teratur di antaranya adalah
Galaksi Bima Sakti (Milky Way) dimana Matahari beradaa di antara 7.000 bintang
didalam galaksi yang terbentuk.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan Kosmologi atau ilmu
alam semesta adalah ilmu pengetahuan tentang kosmos (cosmos) atau univers, yang
mempelajari tentang struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. yang
tercipta mulai dari atom, molekul, batu, metal, gas, tumbuhan, binatang, sistem
solar (Matahari) dan segala yang ada lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar