TUGAS MAKALAH
SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
“Ekologi, ekologi manusia dan lingkungan hidup”
SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
“Ekologi, ekologi manusia dan lingkungan hidup”
Disusun Oleh :
PGSD 6/i Kelompok 3
1. Aditia
Ariesta
2. Daryani
3. Nurfadillah
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
2013
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ekologi mempelajari rumah tangga makhluk hidup (oikos),
istilah yang digunakan oleh Ernst Haecle sejak tahun 1869 (Odum 1983:2).
Mempelajari mahluk hidup dalam komunitasnya disebut sinekologi, artinya ekologi
yang ditunjukan pada lebih dari satu jenis mahluk hidup, misalnya ekologi hutan
dimana terdapat tumbuhan dari berbagai jenis, jati, rotan, karet, dan segala
jenis komunitas lainyang ada didalamnya, termasuk kijang, harimau, gajah, burung,
serangga, dan sebagainya. Autekologi
adalah ekologi tentang satu jenis mahluk hidup misalnya ekologi nyamuk, ekologi
manusia dan seterusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Ekologi
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869),
berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu,
telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993)
menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi
ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem
menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara),
energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan
sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang
terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan
bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta
dengan semua komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas
dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya,
dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
B.
Ekologi
Manusia
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari rumah tangga
manusia secara objektif apa adanya. Sejarah perjalanan manusia dimulai dengan
penemuan Homo sapiens soloensis, lalu homo sapiens wajakensis, lalu homo sapiens
australomelanozoid yang dicermati dengan hati-hati dan teliti oleh para
antropolog untuk dimengerti dan dipahami kehidupan social budayanya.
Masyarakat industry dimulai perkembangannya sejak revolusi
industry di inggris pertengahan abad-18 dengan mengganti berbagai pekerjaan
dengan menggunakan mesin tenaga uap untuk industry tekstil dan industry
lainnya. Berturut-turut revolusi industry ini akhirnya menuju teknologi
peralatan atau mesin, otomisasi atau cybernetic, yang menggantikan tenaga
manusia, bahkan juga otak manusia dengan mesin, melalui komputerisasi dan
seterusnya. Padahal betapapun pentingnya mesin itu hanya alat, yang menentukan
sikap dan mengarahkan prilaku akhir adalah pikiran dan nurani kita sendiri.
C.
Lingkungan
Hidup
Lingkungan hidup merupakan penelaahan terhadap sikap dan
prilaku manusia, dengan segenap tanggung jawab dan kewajiban maupun haknya
untuk mencermati tatanan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Sikap dan prilaku ini sangat
diperlukan untuk memungkinkan kelangsungan peri kehidupan secara keseluruhan,
termasuk kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup manusia adalah system kehidupan yang
merupakan kesatuan ruang, mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan
prilaku manusia. dengan segen pengada baik pengada ragawi abiotik atau benda
(materi), maupun pengada insane, biotic atau mahluk hidup termasuk manusia
dengan prilakunya, keadaan (tatanan alam baca kosmologi), daya (peluang,
tantangan, dan harapan) yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lainnya.
D.
Ilmu
Lingkungan
1.
Pengertian
Dasar
Lingkungan hidup pada dasarnya adalah penerapan dari
kosmologi dan ekologi manusia, karena sikap dan prilaku kita merupakan taruhan
apakah akan mengarah pada kelangsungan kehidupan dan tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin. Ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia) yang
dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai ilmu
pengetahuan murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk
mendasari Perkembangan Ilmu Lingkungan. Ilmu lingkungan sebagaimana umumnya
ilmu pengetahuan yang lahir dari pemikiran para ilmuwan yang umumnya bergelar
(S1,S2,S3, serta post-doktoral ilmu lingkungan) akan berlangsung sesuai dengan
dinamikanya ilmu pengetahuan.
Sumbangan baru bagi perkembangan ilmu lingkungan berupa
karya akademik (tertulis, terucapkan, maupun tertayangkan) sebagai hasil studi
/ penelitian mendalam yang mandiri dari seorang atau suatu tim peniliti.
2.
Metodologi
Penelitian Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan terkait erat dengan pengelolaan sumber daya,
termasul materi, manusia dan kompetensinya akan teknologi, seni dan budaya.
Karena itu penelitian ilmu lingkungan mencakup metodologi baik yang kuantitatif
maupun kualitatif. Metodologi kuantitatif berlandaskan pemikiran positifisme,
terhadap fakta kehidupan dengan realitas objektif, disamping asumsi teoretik
lainnya. Sedangkan metodologi kualitatif berdasarkan paradigm fonomenologi
denga objektifitas situasi atau kedaan teretentu yang dialami dalam kehidupan. Karena
itu penelitian ilmu lingkungan menggunakan kedua metodologi baik kuantitatif
maupun kualitatif secara berimbang.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar